Diablo 200S: Mocin yang Thailand Technology?
Udah ketemu diablonya, di blog sebelah diulas diablo 200s, yang dikatakan sebagai generasi kedua. Produsennya PT Honlei Motor Indonesia (HMI), tapi Masmu' belum ketemu situs web resminya. Kayaknya sih mereka tidak memproduksi (secara total), tapi assembling parts-parts yang sumbernya dari Cina. Lho, di KR—dan juga di promo-promo atau dealernya—katanya Thailand technology? Ini yang masih rancu. Beberapa biker diablo dan netter yang cari-cari info tentang motor diablo, katanya produk diablo 99,999% motor cina, "thailand" cuman embel2 aja buat jualan. Maybe untuk menghindari imej motor cina yang durabilitynya jelek, dan sudah begitu, layanan aftersalesnya buruk pula?
Memang Honlei sepertinya merek dari Cina, dan tentu saja barang-barang jualannya pun dipasok dari sana.
But, kalo dikomparasi dengan motor Minerva yang dipasarkan oleh Minerva/Loncin Motor, ternyata pemegang merek Loncin tersebut melaunch motor sport merek Minerva sebab Loncin (yang notabene produsen Cina) tidak mempunyai line up motor sport. Ini mungkin terjadi juga pada Honlei motor. Jadi, sepertinya pemegang merek/pabrik di Indonesia ini outsourcing tipe-tipe motor yang tidak bisa dipasok oleh prinsipalnya di Cina sana, padahal tipe tersebut (misalnya sport) cukup laku di Indonesia, meski dari merek alternatif sekalipun. So, embel-embel "thailand technology" tidak sepenuhnya salah, sebab bukankah thailand cukup maju di bidang inovasi dan pernik-pernik motor sport? Bisa jadi, Diablo adalah mesin standar Honlei yang dipasangi parts-parts motor sport bikinan Thailand. Iya deh, tapi jika berita yang dilansir KR kemarin itu benar, syukurlah ada prosentase komponen lokal yang 70%. Bukankah produk dalam negeri sebenarnya tidak kalah dari yang luar? Lebih sip lagi jika bisa 100% lokal semua, jaringan penjualan dan servis dimaintain dengan bagus, niscaya merek-merek alternatif ini bisa semakin dihargai oleh bangsa sendiri.
Anyway, harga diablo 200S yang dipatok hampir 20 juta dirasakan oleh sebagian biker sebagai terlalu mahal, sebab mendekati harga motor sport yang bermerk mapan, seperti V-Ixion, Pulsar 180-200, Yamaha Scorpio, Ninja 150R, atau Honda Tiger. Mungkin persoalan kualitas sudah bisa disamai, ataupun beda tipis, namun yang masih keteteran dari para produsen motor sport alternatif adalah purna jual. Bengkel resminya terkadang kekurangan montir yang sip, parts-partsnya pun terkadang dirasa terlalu mahal. Jadinya, mereka-mereka yang tertarik dengan tampang dan spek Diablo 200S mikir-mikir dulu untuk meminang ini motor, apalagi mereka yang tidak tahu track record ini merek, dealernya juga tidak mesti ada di tiap kota.
Ok, deh, kita tungu aja perkembangan motor yang satu ini, juga motor-motor alternatif lainnya!
Spek Diablo
Sport bike full Fairing
sok Upsite down
Dual Front Disc Brake
Rear Monoshock.
diameter velg depan belakang 17 inch
Bentuk full fairingnya, menurut bro Taufik di blog sebelah, bagian depannya sepintas mirip Ninja RR 150 edisi awal, sedangkan bagian belakangnya mengaplikasikan buritan khas Yamaha Scorpio.
Mesin 200 cc (mirip Honda Tiger) dengan 5 tingkat percepatan.
Fitur lain: panel indikator. Dengan speedometer, RPM meter, Fuel meter, indikator ponsel, dan indikator gear yang sudah digital.
Leave a Comment